iklN11

iklan 9

Rabu, 28 Februari 2024

HASIL SEMENTARA PENELITIAN UNMET NEED DI KAB. TEGAL DAN KLATEN

 

A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian unmet need di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Tegal dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa permasalahan terkait peran Pengelola Program KB (SKPD-KB), Bidan Desa, PLKB, Kader, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Tegal dengan kejadian unmet need dan ada beberapa permasalahan terkait wanita PUS  yang termasuk dalam kriteria unmet need, yaitu dengan rincian sebagai berikut :
1.    Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan wanita PUS  dengan kejadian unmet need, sedangkan umur, jumlah anak hidup wanita PUS, dan pendapatan wanita PUS  memiliki hubungan dengan kejadian unmet need.
2.    Tidak ada hubungan antara pengetahuan wanita PUS dan persepsi wanita PUS tentang KB dengan kejadian unmetneed. Ada hubungan antara sikap wanita PUS, nilai/norma, dan kepercayaan dengan kejadian unmet need.
3.    Ada hubungan antara paparan media massa dengan kejadian unmet need. Sudah ada Kebijakan terkait ketersediaan dan pendistribusian alat kontrasepsi ke fasilitas kesehatan. Kekosongan alat kontrasepsi di fasililitas kesehatan disebabkan karena keterlambatan permintaan dari fasilitas kesehatan di tingkat Kabupaten. Kekosongan alkon akan dapat meningkatkan kejadian unmet need. Akses penyediaan alat kontrasepsi sudah merata di berbagai pelayanan kesehatan. Untuk alat kontrasepsi disediakan pemerintah secara gratis, sedangkan untuk tindakan pelayanan KB akseptor harus membayar, kecuali peserta BPJS. Biaya yang dikeluarkan oleh akseptor non BPJS akan mempengaruhi kejadian unmet need.
4.    PLKB merasakan beban kerja semakin berat dikarenakan wilayah kerja semakin luas. Monitoring dan evaluasi terhadap PLKB kurang optimal, PLKB tidak mendapatkan sanksi jika tidak memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan. PLKB sudah disediakan sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas. Faktor organisasi dan management berpengaruh dalam kinerja petugas yang dapat berdampak pada kejadian unmet need.
5.    Persepsi dan pengetahuan petugas (PLKB) terkait dengan definisi unmet need sangat kurang, termasuk juga dalam hal capaian target dan dampak unmet need. Persepsi dan pengetahuan petugas yang kurang terkait dengan unmet need akan mempengaruhi kejadian unmet need. Motivasi petugas (PLKB) cukup bagus karena hal itu menjadi tugas dan tanggung jawab mereka dalam pelaksanaan program keluarga berencana.
6.    Peran tokoh masyarakat dan tokoh agama cukup bagus namun pada substansi materi tentang kontrasepsi maupun unmet need masih kurang. Dikarenakan penyuluhan terkait kontrasepsi dan unmet need belum pernah diberikan oleh petugas KB kepada mereka (terutama wilayah Klaten) dan mereka mengganggap itu urusan bidang kesehatan. Ada peran suami dalam penentuan penggunaan metode kontrasepsi. Peran kader dan petugas kesehatan hanya sebatas membantu tugas dari PLKB dan tidak sampai melakukan kegiatan yang bisa mendorong akseptor untuk berKB.

B.   Saran
1.    Bagi BKKBN Provinsi Jawa Tengah
a.    Meningkatkan pemahaman tentang unmet need kepada petugas lapangan KB (PLKB) dan Tenaga Kesehatan dengan memberikan pelatihan. Memberikan pemahaman kepada Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Kader  dan Tenaga Kesehatan tentang pentingnya keikutsertaan KB dalam upaya pengendalian dan peningkatan kualitas penduduk.
b.    Mengembangkan teknik  KIE dengan pendekatan komunikasi dua arah dengan metode dialog interaktif, terutama untuk aspek  penggunaan kontrasepsi.

2.    Bagi SKPDKB Kabupaten Klaten dan Kabupaten Tegal
a.    Meningkatkan monev pada petugas (PLKB) terkait dengan  unmet need, termasuk juga dalam hal capaian target dan dampak unmet need serta ketersediaan alkon.
b.    Meningkatkan koordinasi untuk lebih mengaktifkan peran  Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Kader  dan Tenaga Kesehatan dalam  penggunaan kontrasepsi di masyarakat dengan menggunakan Forum Pertemuan di Masyarakat antara lain FAPSEDU  ( Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan ), Pertemuan PKK dan  Pengajian, terutama terkait aspek agama, kepercayaan,  dan mitos di masyarakat .

3.    Bagi Bidan Desa Kabupaten Klaten dan Kabupaten Tegal
Meningkatkan konseling KB terutama terkait efek samping dan konversi  Kontrasepsi serta pengetahuan tentang usia subur kepada akseptor termasuk pasangan usia subur.

4.    Bagi PLKB dan Kader Kabupaten Klaten dan Kabupaten Tegal
a.   Mengoptimalkan peran PLKB dan Kader untuk melakukan pendataan unmet need PUS setiap bulannya selanjutnya memberikan advokasi secara personal kepada masyarakat yang termasuk unmet need agar meningkatkan pemakaian kontrasepsi.
b.   Melakukan pemutakhiran data kebutuhan Alkon di lapangan secara rutin.